TUNGGU AKU DARI UNIVERSITAS ANDALAS

Kamis, 20 Agustus 2009

3 tahun Evaluasi sebagai Aktifis Mahasiswa

Tak seperti yang kubayangkan selama ini. Bahkan, semuanya memang tidak serius. Tidak salah ternyata. karena cerita akhir dari masa kemahasiswaanku harus diakhiri di sebuah kota yang penuh dengan keanehan.

Banyak yang telah ku dapatkan di kota ini. Menemukan semua yang berserakan dari diriku. Jati diri yang sangat kuimpikan hadir, beserta warna-warni yang menghiasi pelangi hatiku. Aku berkenalan dengan orang-orang yang luar biasa. Baik dari mereka yang menjadi aktifis mahasiswa, organisasi massa Islam, sampai pada organisasi sosial. Mereka mengajarkanku tentang banyak hal, tentang menikmati hidup dan berdamai dengan diri sendiri. Dari A - Z dengan penuh keikhlasan dan memegang erat tanganku saat kegoncangan jiwa mengancam.

Ini adalah butiran - butiran harapan yang selalu ingin kuraih. Ada kalanya itu pula yang membuatku dapat beradaptasi dengan situasi seperti apapun. Gejolak batin juga sering terjadi. Ku tepis dengan segala sumber daya yang terpikirkan untukku menjadi yang lebih baik lagi.

Impianku untuk menikah juga hadir di kota ini. Waduh,... udah gede' ternyata anak mama, batinku seandainya bertemu dengan mama. Semua untuk penyempurnaan Dien ini. Di saat kemaksiatan diriku yang makin merajalela, ku ingin ada yang mampu meredam egoku.

Apa rencanaku ke depan yang pastinya sudah matang dan siap untuk jalan. Agenda-agenda pemantapan yang akan menelorkan model-model seperti diriku. Hingga waktuku yang semakin sempit di kampus. Dan mengenang semua yang terjadi 3 tahun silam pada tanggal 20 Agustus 2006 lalu. Selamat 3 tahun menjadi aktifis sobat....

lanjutkan..

Minggu, 30 November 2008

IBU....(sebuah renungan dari anakmu)

Ibu, telah lewat tanggal ketika orang-orang memperingati dirimu. Mengingat perjuangan dalam pemeliharaan kandungan, melahirkan, menyusui, mendidik, dan akhirnya melepaskan menuju kemandirian. Semua itu seringkali membuat seorang anak mampu meneteskan air mata dalam keheningan muhasabah atau evaluasi diri. Sebuah evaluasi tentang apa yang sudah anakmu berikan atau baktikan kepada engkau.

Ibu, kasih sayangmu dipuji sebagai tak terhingga sepanjang masa. Engkau hanya memberi, tak harap kembali. Dan diibaratkan seperti sang surya menyinari dunia. Engkau sering dikatakan sebagai sosok yang agung, tempat keridloan Allah. Ibu, tetapi kini........Ibu, engkau yang agung, kini mulai terkikis. Engkau banyak mengaborsi anakmu. Menjadikan anakmu, dalam teriakan “anak haram”, dan tidak diterima dalam masyarakat. Engkau juga banyak tidak peduli dengan anakmu. Engkau menikah dan bercerai begitu mudahnya. Bahkan engkau tidak menikah dan “memunculkan” anakmu di dunia. Engkau hanya membuat anakmu tersiksa, karena ketidakhadiran sebuah keluarga yang mencurahkan kasih sayang, bukan terpaku pada materi. Ibu, engkau lebih banyak tidak membiarkan anakmu mandiri atau tidak mempersiapkan anakmu untuk mandiri. Engkau manjakan aku dalam keterlenaan. Sehingga aku tak mampu untuk hadapi kehidupan yang keras. anakmu lari kepada euforia yang merusak, menyalahgunakan narkotika, lari kepada dunia gemerlap, yang mencoba untuk melupakan kegelisahan yang mendalam. Melenyapkan rasa gelisah dengan hidup di dalam dunia yang banal. Terjebak dalam aktivitas keseharian. Terjebak dalam rutinitas, tanpa tahu mengapa melakukan itu semua, kecuali hanya karena itu lazim dilakukan. Itu pula yang membuat aku memberontak. Liberalisme menjadi sebuah tawaran jawaban yang menjanjikan. Bebas, itu sebuah kata yang berusaha aku wujudkan. Dan ibu, itu semua terkait dengan peranmu dalam kehidupan anakmu.Ibu, udara feminisme telah begitu merasuk dalam paru-parumu. Ia menjadi sebuah dorongan yang malah merusak anakmu. Karena ia, engkau meninggalkan anakmu di rumah, sendirian, atau hanya ditemani pembantu. Yang akhirnya, pembantulah yang anakmu anggap ibu, bukan engkau sebagai ibu kandung. Ibu, karena feminismelah aku hidup tanpa kasih sayang, dan hanya bersama materi. Materi.....materi, bukan itu yang utama. Dengan kehadiranmu disisi, cukup dan jangan gantikan kehadiranmu oleh materi.

Ibu, sadarkah engkau jika feminisme itu terlihat hanya menjadi sebuah jebakan bagimu agar engkau menjadi komoditas baru bagi para kapitalis. Engkau dijadikan sebagai model sebuah iklan, menjadi pemancing gairah laki-laki. Sungguh aku tidak menyukainya, terlebih karena yang terpancing itu bukan ayahku.

Ibu, mencari nafkah bukanlah kewajiban yang dibebankan Allah kepadamu. Engkau dibebankan kewajiban untuk merawat anakmu, melahirkan, mendidik, dan mempersiapkan untuk menjalani kehidupan yang keras. Kalaupun engkau mencoba bekerja, engkau hanya akan lebih lelah. Karena menangani dua buah wilayah, wilayah pekerjaan dan aku. Pada akhirnya, dua wilayah itu hanya akan terbengkalai dan tidak optimal digarap. Dan yang menderita bukan hanya engkau, tapi anakmu.

Ibu, tolonglah telusuri ke kedalaman batinmu. Apa sebenarnya kecenderungan dasar dirimu atau fitrahmu?, apakah benar ke-biologis-an dirimu tidak berpengaruh kepada peranmu di dunia?, apakah engkau sedemikian menginginkan untuk memperoleh apa yang laki-laki peroleh? Tidak cukupkah engkau, hanya dengan diriku? Aku adalah amanah bagimu, yang akan membawamu, baik ke taman akhirat atau api jahanam.

Ya Allah, ampunilah ibuku dan bimbing ia menuju fitrah dan kemuliaan di dunia dan di akhirat. (serum)

lanjutkan..

Minggu, 01 Juni 2008

Bulan Juni

Dah bulan Juni rupanya. Berarti sudah 5 bulan berlalu di tahun 2008 ini. Berarti strategi pun harus dimantapkan. Bulan April - Mei kemarin sungguh membuatku sedikit lelah. Alhamdulillah dapat terasi juga, walau pun masalahnya belum selesai. Yang pasti tuk bulan Juni ini, aku harus mempersiapkan diri sematang mungkin.

Tanggal 23 Juni sudah UAS. Berarti berakhir perjalanan waktuku di semester 6. Ada 2 semester lagi yang harus ku hadapi untuk mendapatkan gelar sarjana Teknologi Pertanian. Plus aku pun harus mempersiapkan diri PKL di Merbau Selatan, Labuhan Batu. Sekaligus aku udah harus mengancang - ancang proposal penelitian. Terpengaruh juga gara - gara kawan - kawan angkatan.

Tuk organisasi, AGoD di persiapkan dengan sebaiknya. Yang penting anak 2007 dilantik. Huh, capek juga jadi ketua itu yach. Tapi mo kek mana lagi. Ini amanah umat. Trus, aku harus mengangkatkan seminar sains di bulan ini. Ayo, semangat Lalitbang yang di bawah koornya mas Tukiman. Trus, tuk Kesma harus dah di ancang - ancang dong Badan usaha yang ingin dibentuk. Agar HIMATETA ada duitnya. Abis itu??? Apa lagi yach???

K_MIP Insya Allah masih percaya padaku. berarti aku harus mempersiapkan diri untk membuat kurikulum Englishnya. Tambah kerjaan, tambah semangat.....waa\kakak.

Oh yach, KAMMI komsat Eksak bagaimana jadinya???
Risau hati karena dapat surat 'cinta' dari anggota. Waduh, kok bisa yach. Bukan surat cinta sembarang surat cinta. Karena surat cinta ini menyuruh aku tuk nenangin jiwa. Emang jiwamu kenapa Thamrin??? Gak tenang mungkin. Habisnya sih, terlalu banyak "selingkuhan" dengan organisasi lain. Ya namanya juga usaha. jadi gak papa deh.

Yang pastinya, apa yang terjadi di tubuh KAMMI komsat Eksak atau tepatnya di KASTRAT, harus diselesaikan dulu masalahnya. Bahasa kerennya sih, di TABAYUNKAn. Keren euy. Agar ukhuwah terjaga dan azzam makin membara. Allahu Akbar!!!!

Ayo Thamrin. bulan ini, kau harus lebih semangat. ini bulan baru cing.... Moga tambahan dari kampung ada. BBM naik, uwang dari kampung juga harus naik. Waduh, matrek. Ok deh, moga gak terulang lagi. Sebab peradaban Islam mulai terbentuk. Semangat...................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

lanjutkan..

Nasehat Tentang Sabar

Umar Bin Khathtab Radhiyallahu ‘Anhu:
Kehidupan yang terbaik kami dapatkan dengan sabar.
Jika sabar itu ada pada seseorang, pasti ia tergolong orang dermawan.

Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu:
Posisi sabar bagi iman seperti posisi kepala bagi tubuh.
Ketahuilah tidak beriman orang yang tidak sabar.

Umar Bin Abdul Aziz Rahimahullah:
Allah tidak memberikan suatu kenikmatan kepada salah seorang hambanya
kemudian Dia mencabutnya dari orang tersebut dan menggantinya dengan sabar,
maka penggantinya itu lebih baik daripada yang dicabut darinya.

Al Hasan Al Bashri Rahimahullah:
Sabar adalah salah satu kekayaan dari kekayaan yang baik.
Allah tidak memberikan kecuali kepada hamba-Nya yang mulia di sisi-Nya.

Dinukil dari Kitab ‘Uddatush Shabirin wa Dzakhiratisy Syakirin
Karya Syamsudin Muhammad Bin Abu Bakar Ibnu Qayyim Al Jauziyyah

Sumber: Majalah AsySyariah Vol 1/ No 3/Rabiul Akhir 1424 H/Juni 2003 M

lanjutkan..